Generasi Cerdas Finansial: Wali Kota Blitar Dorong Anak Muda Melek Investasi

25 - Sep - 2025, 12:49

Salam Blitar SAE: Wali Kota Blitar bersama Ketua STIEKEN, para narasumber, dosen, serta peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum berfoto bersama usai pembukaan Seminar Literasi Keuangan bertajuk Financial Inspiration and Movement for Youth di CGV Blitar Town Square, Kamis (25/9/2025). (Foto: Aunur Rofiq/JatimTIMES) 

JATIMTIMES – Sebuah pagi yang penuh energi intelektual menyelimuti CGV Blitar Town Square, Kamis (25/9/2025). Mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum berduyun-duyun menghadiri seminar bertajuk Financial Inspiration and Movement for Youth. 

Forum yang digagas Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) STIE Kesuma Negara (STIEKEN) Blitar ini tidak sekadar menjadi ruang diskusi, melainkan juga panggung untuk meneguhkan sebuah gerakan baru: literasi keuangan bagi generasi muda.

Baca Juga : Ingin Investasi Kripto? Ini 5 Platform Terpercaya yang Mudah dan Legal

Acara yang digelar gratis ini mempertemukan regulator, praktisi pasar modal, hingga akademisi dalam satu forum. Ketua STIEKEN Blitar, Dr. Siti Sunrowiyati, S.E., M.M., hadir membuka ruang bagi mahasiswanya untuk menimba ilmu langsung dari para pakar. Dari regulator, tampil Hurin Nur Izzah, Analis Bagian PEPK dan LMST OJK Kediri. Bursa Efek Indonesia Wilayah Jawa Timur mengirimkan Kepala Wilayah, Cita Mellisa. 

Dari kalangan praktisi, Badarul Umam, seorang investment specialist, berbagi wawasan konkret tentang strategi berinvestasi. Dan dari lingkaran pemerintahan, Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, S.H.I., atau yang akrab disapa Mas Ibin, memberikan pesan moral yang membekas.

Dalam sambutannya, Wali Kota Blitar menegaskan bahwa literasi keuangan bukan sekadar keterampilan tambahan, melainkan kecakapan hidup yang sama pentingnya dengan kecerdasan akademik. Ia mengingatkan, di tengah percepatan digitalisasi, masyarakat harus siap menghadapi transformasi sektor keuangan yang berlangsung begitu cepat. Kehadiran fintech, digital banking, hingga tren investasi digital dan cryptocurrency disebutnya sebagai realitas yang tak bisa dihindari.

“Di satu sisi, kemajuan ini membuka peluang besar berupa efisiensi transaksi dan akses layanan keuangan yang lebih inklusif. Namun di sisi lain, tanpa literasi yang memadai, masyarakat bisa terjebak pada risiko penipuan digital, investasi bodong, hingga perilaku konsumtif,” ujar Mas Ibin. Ia menekankan bahwa literasi keuangan di era digital adalah kebutuhan mendasar, bukan sekadar keterampilan tambahan.

Ibin

Mas Ibin juga menyinggung soal jebakan pinjaman online (pinjol) yang kerap menjerat generasi muda. Menurutnya, kemampuan mengatur uang bukan soal seberapa besar jumlahnya, tetapi seberapa cerdas seseorang mengelolanya. “Mulailah dari hal sederhana, seperti mencatat pengeluaran, menabung, hingga menyusun prioritas belanja. Dari situ, kita belajar disiplin sekaligus menghindari jebakan utang yang tidak perlu,” katanya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Blitar mendukung penuh upaya peningkatan literasi keuangan di kalangan generasi muda. Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan dunia industri disebutnya sebagai kunci membangun ekosistem keuangan yang sehat, aman, dan berdaya saing. “Kita ingin generasi muda Blitar tidak hanya melek digital, tapi juga cerdas finansial,” tegasnya.

Dari sisi akademisi, Ketua STIEKEN Blitar, Dr. Siti Sunrowiyati, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemkot Blitar, OJK, BEI, dan Mirae Asset Sekuritas yang mendukung penyelenggaraan seminar ini. “Tanpa dukungan dari pemerintah kota, acara ini tidak akan berjalan dengan baik. Kami berharap kerja sama ini berlanjut untuk kemajuan bersama,” ujarnya.

Dr. Siti menyoroti tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini. Menurutnya, kemudahan mengakses layanan keuangan digital bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, membuka peluang untuk investasi dan akses keuangan lebih luas. Namun di sisi lain, tanpa literasi yang cukup, justru mendorong perilaku konsumtif dan risiko terjerumus dalam jebakan keuangan.

“Disinilah literasi keuangan berperan penting. Pasar modal, misalnya, bukan hanya tentang investasi, tapi juga tentang membangun disiplin perencanaan keuangan jangka panjang,” ungkapnya. Melalui Galeri Investasi STIEKEN, pihaknya berharap mahasiswa dan masyarakat Blitar terbiasa mengelola uang, berinvestasi dengan bijak, dan bertanggung jawab secara finansial.

Stieken

Dari sisi regulator, OJK menyajikan data yang mempertegas urgensi seminar ini. Hurin Nur Izzah menjelaskan bahwa tingkat literasi keuangan nasional saat ini baru mencapai 66,5 persen, sementara tingkat inklusi keuangan berada di angka 80,5 persen. Angka ini masih jauh dari target nasional tahun 2024 yang menargetkan literasi 98 persen.

Baca Juga : September 2025, BSU Belum Cair tapi 6 Bansos Ini Sudah Bisa Dicairkan

“Artinya, ada kesenjangan signifikan antara akses keuangan dengan pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan. Sementara jumlah investor pasar modal hingga September 2025 sudah mencapai 18 juta. Kesenjangan ini rawan jika tidak dibarengi dengan literasi yang memadai,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa forum edukasi seperti yang digelar di Blitar sangat penting, bukan hanya untuk menambah jumlah investor, tetapi juga meningkatkan pemahaman tentang produk, manfaat, dan risiko berinvestasi. “Harapannya, peserta yang hadir bisa menjadi investor baru yang cerdas dan teredukasi,” tambah Hurin.

Seminar di CGV Blitar Town Square ini bukan sekadar forum edukasi, tetapi juga momentum membangun kesadaran kolektif. Para peserta, sebagian besar mahasiswa, terlihat antusias mengikuti paparan para narasumber. Diskusi-diskusi yang mengalir memperlihatkan betapa literasi keuangan sudah menjadi kebutuhan mendesak di tengah arus digitalisasi.

Mas Ibin berharap setiap peserta pulang membawa pemahaman baru tentang pengelolaan uang. “Jadilah konsumen yang cerdas, bukan yang mudah tergoda oleh tren sesaat. Mulailah dari hal-hal kecil untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat,” pesannya. Ia menegaskan, masa depan kota Blitar akan lebih tangguh jika generasi mudanya tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga literat secara finansial.

Dr. Siti Sunrowiyati pun menutup dengan keyakinan serupa. Menurutnya, Galeri Investasi STIEKEN bukan sekadar laboratorium akademik, melainkan juga ruang praktik nyata bagi mahasiswa untuk menyiapkan diri menghadapi dunia keuangan modern. “Kami ingin mahasiswa kami tidak hanya belajar teori, tapi juga siap menghadapi realitas keuangan yang penuh tantangan,” katanya.

Gelaran Financial Inspiration and Movement for Youth di Blitar menegaskan arah baru pembangunan sumber daya manusia di kota ini. Dengan dukungan Pemkot Blitar, akademisi, regulator, dan praktisi pasar modal, Blitar ingin mencetak generasi cerdas finansial yang siap menghadapi era digitalisasi ekonomi.

Bersama

Seperti disampaikan Wali Kota Blitar, tantangan terbesar generasi muda bukanlah pada jumlah uang yang dimiliki, melainkan pada kecerdasan dalam mengelolanya. Literasi keuangan menjadi fondasi agar mereka tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh di tengah derasnya arus perubahan ekonomi global.

Dengan semangat kolaborasi yang ditunjukkan hari ini, Blitar seolah meneguhkan dirinya sebagai kota yang tak hanya cerdas digital, tetapi juga siap melahirkan generasi yang cerdas finansial.