JATIMTIMES – Udara pagi di pusat Kota Blitar, Sabtu (25/10/2025), dipenuhi semangat hijau dan putih. Sejak pukul 06.30 WIB, halaman Kantor Wali Kota Blitar telah ramai oleh barisan ibu-ibu Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang mengenakan busana muslim seragam, membawa bendera merah putih, serta spanduk bertuliskan “Hari Santri Nasional 2025: Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”. Langkah mereka perlahan bergerak, membuka Pawai Ta’aruf Muslimat NU yang menjadi pembuka rangkaian peringatan Hari Santri Nasional tahun ini, sekaligus menegaskan peran santri perempuan sebagai penjaga iman dan pilar peradaban.
Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin, S.H.I., atau yang akrab disapa Mas Ibin, berdiri di podium kecil di depan Kantor Wali Kota. Dengan senyum lebar, ia bersama Ketua Muslimat NU Kota Blitar, Tatik Kusumawati Rosyid, serta Ketua TP PKK Kota Blitar, Kharisa Rizqi Umami Muhibbin, mengibaskan bendera start sebagai tanda dimulainya pawai. Sorak sorai peserta menggema, berpadu dengan lantunan sholawat yang menghangatkan suasana pagi itu dan menjadikannya penuh makna.
Baca Juga : Ibu Suri Kerajaan Thailand Sirikit Meninggal Dunia pada Usia 93 Tahun
Dalam sambutannya, Mas Ibin menegaskan bahwa Hari Santri Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengakuan resmi negara terhadap peran besar kaum santri dalam sejarah bangsa. “Santri adalah bagian dari warga negara yang berkontribusi besar pada republik ini, baik sebelum, saat, maupun setelah kemerdekaan,” ujarnya di hadapan para ulama, nyai, pengurus Muslimat, serta ratusan peserta pawai.

Ia mengingatkan kembali peristiwa Resolusi Jihad 1945 yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari. Resolusi tersebut, kata Mas Ibin, menjadi titik balik perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan, sekaligus tonggak yang melahirkan Hari Santri Nasional. “Semangat jihad para pendahulu, keikhlasan para ibu Muslimat dalam berjuang dan mengabdi, harus terus menjadi inspirasi. Hari Santri harus kita jadikan momentum memperkokoh komitmen menjaga NKRI dan membangun peradaban dunia yang lebih baik,” tuturnya.
Bagi Mas Ibin, pawai kali ini bukan hanya perayaan simbolik. Di balik barisan ibu-ibu Muslimat yang melangkah dengan tertib, tersimpan makna yang dalam: keteguhan iman, ketulusan pengabdian, dan semangat membangun bangsa dari rumah hingga madrasah. Ia menyebut bahwa santri perempuan adalah penjaga iman sekaligus pilar peradaban. “Santri perempuan memiliki peran yang sangat strategis.Mereka mendidik generasi muda, menanamkan nilai-nilai agama, dan menjadi teladan bagi masyarakat. Tanpa mereka, pembangunan peradaban bangsa tidak akan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Pemerintah Kota Blitar, lanjut Mas Ibin, berkomitmen penuh untuk mendukung kegiatan keagamaan yang membangun moral dan karakter masyarakat. Ia menyebut, tahun ini peringatan Hari Santri semakin istimewa karena disertai kolaborasi antara Pemkot Blitar, PCNU, Muslimat NU, serta Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).
“Alhamdulillah, pemerintah kota bisa memfasilitasi kegiatan Hari Santri ini. Tahun ini ada dukungan luar biasa dari LAZISNU pusat Jakarta, yang akan memberikan berbagai bantuan untuk masyarakat, termasuk UMKM dan sekolah-sekolah. Nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Kami sangat berterima kasih,” ucapnya.
Bantuan tersebut, menurut Mas Ibin, akan disalurkan kepada warga Kota Blitar sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi dan pendidikan berbasis keagamaan. Ia menegaskan, langkah-langkah seperti ini sejalan dengan visi Pemkot Blitar untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, berdaya, dan religius.

Saat ditemui usai melepas pawai, Mas Ibin memberikan pesan khusus untuk para Muslimat NU. Ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa, bukan hanya di ranah domestik, tetapi juga di dunia pendidikan dan sosial.
“Sebagian besar dari ibu-ibu Muslimat ini adalah guru, baik di TK, madrasah, maupun sekolah-sekolah umum. Jadi masa depan bangsa ini ada di tangan mereka. Mereka mendidik anak-anak, membangun karakter keluarga, dan menguatkan moral masyarakat. Itulah bentuk nyata dari jihad santri perempuan di era modern,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan tidak selalu diukur dari beton dan aspal, melainkan dari seberapa kuat nilai-nilai moral dan spiritual dijaga di tengah masyarakat. Ia percaya, Muslimat NU memiliki kekuatan sosial yang besar untuk menjaga harmoni dan memperkuat karakter kebangsaan di Kota Blitar.
Baca Juga : Cuaca Ekstrem Landa Kota Batu Hari Ini, Tebing Longsor hingga Air Meluap Masuk Rumah Warga
Pawai Ta’aruf pagi itu diikuti oleh puluhan barisan yang terdiri dari ratusan peserta dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan Muslimat NU, mulai dari IKPAUD Muslimat NU Kota Blitar, madrasah diniyah, hingga kelompok majelis taklim. Mereka membawa bendera, rebana, dan berbagai hiasan bernuansa santri. Langkah-langkah mereka menelusuri jalan utama Kota Blitar dengan penuh semangat.
Di pinggir jalan, masyarakat tampak antusias menyaksikan. Beberapa warga melambaikan tangan sambil bershalawat bersama. Suasana terasa guyub, mencerminkan keharmonisan antara pemerintah dan warganya.

Menurut Ketua Muslimat NU Kota Blitar, Tatik Kusumawati Rosyid, BA, kegiatan ini menjadi wujud syukur sekaligus ajang mempererat ukhuwah. “Kami bersyukur dapat merayakan Hari Santri bersama-sama. Kegiatan ini bukan sekadar pawai, tetapi juga wujud syiar serta kecintaan kami terhadap NKRI dan Kota Blitar,” ujarnya singkat.
Tatik menambahkan, semangat ibu-ibu Muslimat untuk berpartisipasi menunjukkan betapa besar kecintaan mereka terhadap NU dan peran santri di masyarakat. Ia juga mengapresiasi dukungan Pemkot Blitar yang terus hadir dalam kegiatan keagamaan dan pemberdayaan perempuan.
Pawai Ta’aruf menjadi cerminan Kota Blitar yang religius dan inklusif. Di bawah kepemimpinan Mas Ibin, pembangunan fisik berjalan seiring pembinaan moral dan spiritual. Hari Santri mengingatkan bahwa kemajuan harus berpadu dengan keteguhan iman, dan kolaborasi dengan NU menunjukkan semangat santri diterjemahkan dalam kerja nyata untuk kesejahteraan umat.

“Selamat Hari Santri Nasional. Dari santri lahir pemimpin, dari ibu Muslimat lahir peradaban,” ujar Mas Ibin, menutup rangkaian acara dengan pesan penuh makna.
