Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Akhir yang Buruk: Tanda-Tanda Su’ul Khatimah dalam Pandangan Ulama

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Yunan Helmy

13 - Dec - 2025, 09:42

Placeholder
Ilustrasi tanda-tanda su’ul khatimah (ist)


JATIMTIMES - Su’ul khatimah bukan sekadar istilah dalam kitab-kitab klasik. Ia adalah alarm keras tentang bagaimana perjalanan hidup seseorang bisa bermuara tragis di ujung usia.

 Islam menegaskan bahwa kematian bukan titik akhir, melainkan momen penentuan, penutup dari seluruh amal yang pernah dilakukan manusia di dunia.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Sabtu 13 Desember 2025: Titik Balik Karier dan Cinta Terjadi Hari Ini

Rasulullah SAW mengingatkan bahwa kualitas akhir hidup tidak berdiri sendiri. Ia berkaitan langsung dengan apa yang dijalani sebelumnya. “Sesungguhnya amal itu bergantung pada penutupnya,” sabda Nabi Muhammad SAW (HR. al-Bukhari).

Kalimat ini sederhana, tetapi menampar kesadaran: hidup boleh panjang, tapi yang menentukan nilai adalah akhirnya.

Dalam banyak riwayat dan penjelasan ulama, su’ul khatimah dipahami sebagai akhir hidup yang buruk, baik dari sisi iman, lisan, maupun keadaan ketika nyawa dicabut. Syekh Mahmud al-Mishri, dalam kitab Al-Khauf min Su’il Khatimah, mengurai sejumlah tanda yang kerap muncul pada sebagian orang menjelang wafat. Tujuannya bukan untuk menghakimi, melainkan menjadi cermin agar yang masih bernapas tidak lalai.

Salah satu tanda yang sering disebut adalah keluarnya ucapan buruk saat sakaratul maut. Dalam kondisi kritis, sebagian orang justru melontarkan kata-kata kotor, penolakan terhadap takdir Allah, bahkan enggan mengucapkan kalimat tauhid. Para ulama menjelaskan, lisan di detik terakhir sering bergerak mengikuti kebiasaan yang dipelihara bertahun-tahun sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan sabda Nabi SAW, “Seseorang akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan saat ia meninggal,” (HR. Muslim). Hadis ini menjadi landasan kuat bahwa akhir hidup bukan kejutan acak, melainkan pantulan dari jalan hidup yang dipilih seseorang.

Ibnu Rajab meriwayatkan kisah tentang seorang ulama yang membimbing seseorang yang tengah menghadapi sakaratul maut. Berkali-kali kalimat tahlil dibisikkan, namun yang keluar dari mulutnya justru ucapan kekafiran. 

Setelah orang itu wafat, ditelusuri latar belakang hidupnya. Ia dikenal sebagai pecandu minuman keras, kebiasaan yang terus dipelihara rupanya membekas hingga detik terakhir hidupnya.

Baca Juga : Muncul Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden, Irawan Ingatkan Fungsi Check and Balances

Tanda lain yang kerap disebut para ulama muncul setelah kematian. Syekh al-Qahthani pernah menceritakan pengalamannya saat memandikan jenazah. Ia mendapati beberapa jasad yang mengalami perubahan fisik mencolok, seperti kulit yang menghitam tak lama setelah wafat. Dalam salah satu peristiwa, keluarga almarhum mengakui bahwa semasa hidup ia tidak pernah menunaikan salat.

Dalam kisah lain, al-Qahthani juga menyebut jenazah yang mengeluarkan bau tidak sedap dari bagian tubuh tertentu. Bahkan, ada pemakaman yang berlangsung sangat sulit: kepala jenazah susah diarahkan ke kiblat, darah keluar dari hidung, dan kelopak mata sulit terpejam meski telah diupayakan berkali-kali.

Para ulama menegaskan, kisah-kisah semacam ini bukan dalil untuk memvonis seseorang yang telah wafat. Ia diposisikan sebagai peringatan keras, agar manusia yang masih hidup tidak meremehkan dosa dan menunda pertaubatan.

Syekh al-Mishri menyebutkan, salah satu penyebab utama su’ul khatimah adalah penyimpangan akidah. Dampaknya semakin berat jika kesesatan itu tidak hanya diyakini secara pribadi, tetapi juga diajarkan dan disebarkan kepada orang lain. Penyebab lain yang tak kalah berbahaya adalah kebiasaan menunda tobat, merasa waktu masih panjang, sementara maksiat terus dirawat.

Padahal Rasulullah SAW telah mengingatkan dengan tegas, “Sesungguhnya Allah menerima tobat seorang hamba selama nyawanya belum sampai di tenggorokan,” (HR. at-Tirmidzi). Artinya, pintu ampunan terbuka lebar, tetapi tidak tanpa batas.


Topik

Pendidikan Su ul khatimah akhir hidup yang buruk kematian yang buruk kajian Islam



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Bangkalan Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Yunan Helmy