Kebakaran Apartemen: 36 Orang Tewas, 279 Masih Hilang
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
27 - Nov - 2025, 06:59
JATIMTIMES - Kebakaran hebat melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong. Hingga Kamis (27/11) pagi, 36 orang dilaporkan meninggal dunia dan 279 lainnya masih belum ditemukan, menurut otoritas setempat.
Lebih dari 800 petugas pemadam masih berjibaku menangani kobaran api yang hingga Kamis pagi waktu setempat masih terlihat membakar sebagian gedung. Dilansir BBC, Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee mengatakan api mulai dapat dikendalikan, namun situasi darurat masih berlangsung.
Baca Juga : Wanita di Malang Alami Kekerasan hingga Luka Serius, Polresta Malang Kota Jadwalkan Pemanggilan Tiga Saksi
Kabar paling anyar, seorang bayi dan seorang perempuan lanjut usia berhasil dievakuasi dalam operasi penyelamatan yang dilakukan malam tadi.
Pemerintah Hong Kong juga menyampaikan penghormatan kepada seorang petugas pemadam kebakaran berusia 37 tahun yang gugur saat berupaya memadamkan api. Ia dipuji sebagai sosok yang berdedikasi dan berani.
Seorang anggota dewan lokal menjelaskan bahwa banyak warga kini meminta bantuan otoritas karena kehilangan kontak dengan anggota keluarga yang berada di dalam gedung saat api membesar.
Adapun kebakaran ini diklasifikasikan sebagai tingkat lima, level keadaan darurat tertinggi dalam sistem penanganan kebakaran di Hong Kong. Menurut laporan BBC, polisi telah menangkap tiga pria yang diduga terlibat dalam kejadian ini, dengan sangkaan sebagai penyebab kematian (manslaughter).
Sebagai informasi, Departemen Pemadam Kebakaran menerima laporan pertama pada pukul 14.51 waktu setempat, dan ratusan personel langsung diterjunkan. Pihak berwenang menyebut kecepatan penyebaran api tergolong tidak wajar, sehingga dilakukan penyelidikan bersama kepolisian dan badan perumahan.
Saat ini, Wang Fuk Court tengah menjalani renovasi, dan seluruh menara apartemen dibalut perancah bambu serta jaring bangunan berwarna hijau hingga ke bagian atap.
Baca Juga : Ditinggal Tiga Anaknya Merantau, Ibu di Tulungagung Ini Akhiri Hidup dengan Cara Ini..
Perancah bambu merupakan bagian dari tradisi konstruksi Hong Kong selama berabad-abad. Bambu dianggap kokoh, ringan, dan mudah tumbuh. Namun, kini Hong Kong menjadi salah satu kota terakhir di dunia yang masih menggunakannya dalam konstruksi modern.
Pejabat Biro Pengembangan sebelumnya mengingatkan bahwa penggunaan bambu memiliki kelemahan alami terkait daya tahan mekanis, kerusakan dari waktu ke waktu, dan mudah terbakar. Kekhawatiran itu muncul setelah serangkaian kecelakaan terkait perancah bambu dalam beberapa tahun terakhir.
Otoritas menduga perancah bamby tersebut menjadi jalur penyebaran api ke gedung-gedung lain di sekitar lokasi. Hingga Kamis (27/11) pagi, apartemen Hongkong kebakaran masih menjadi trending dalam penelurusan Google.
